AKHLAQ DALAM ISLAM
Terminologis Akhlaq
Ciri-Ciri Akhlaq Islam
Sumber Akhlaq
Substansi Akhlaq
Macam-macam Akhlaq
Metode Pembinaan Akhlaq
Prinsip Akhlaq
Ruang Lingkup Akhlaq Islam
PENGERTIAN AKHLAQ
Secara
etimologis, akhlaq kata jama’ yang berasal dari kata “Khuluq”, mengandung arti
budi pekerti, etika, moral à Khuluq
mempunyai kesesuaian dengan kata “Khilqun”. Bedanya: Khuluq merupakan perangai
manusia dari dalam diri manusia (ruhaniyah), sedang khilqun merupakan perangai
manusia dari luar (jasmaniyah).
Secara Terminologis:
1. Menurut Ibnu
Maskawaih dalam bukunya “Tahdzibul Akhlaq wa That-hirul A’raq” mendefinisikan,
akhlaq adalah keadaan jiwa yang medorong melakukan perbuatan tanpa memerlukan
pertimbangan pemikiran.
2. Menurut Imam
Ghazali dalam bukunya “Ihya’ Ulumuddin”, mendefinisikan bahwa akhlaq adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa, dengan sifat itu timbul perbuatan-perbuatan
dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan akal.
3. Menurut
Prof.Dr.Akhmad Amin, dalam bukunya “Ilmu Akhlaq” mengemukakan bahwa akhlaq adalah
“Al-Adatul Iradah”, yaitu kehendak yang dibiasakan.
4. Menurut
Ibrahim Anis akhlaq adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau
buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan”.
5. Menurut Abdul
Karim Zaidan “ Akhlaq adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam
jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya
baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau ,meninggalkannya”.
SUMBER AKHLAQ ISLAM
1. Al-Qur’an à Seluruh firman Allah
2. Al-Hadits à Seluruh tutur
kata dan prilaku Rasulullah
3. Teladan para
Sahabat Nabi, terutama sahabat kubra; yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar Bin
Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.
SUBSTANSI AKHLAQ
1. Berdasarkan
sabda Rasulullah saw. “ Innama buitstu li utammima makarimal akhlaq” : Aku di
utus oleh Allah untuk menyempurnakan
akhlaq. Artinya:
a. Akhlaq Rasulullah menyempurnakan ajaran
akhlaq yang diturunkan Allah kepada para Rasul terdahulu, atau menyempurnakan
seluruh sistem ajaran Islam.
b. Akhlaq merupakan penyempurna Aqidah,
Ibadah, Syari’ah, bahkan menentukan baik buruknya suatu bangsa.
CIRI-CIRI AKHLAQ ISLAM
1. Akhlaq sebagai
ekspresi sifat dasar manusia yang konstan dan tetap.
2. Akhlaq selalu
dibiasakan seseorang sehingga ekspresi akhlaq tersebut dilakukan secara
berulang-ulang, tanpa disertai pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
3. Apa yang
diekspresikan akhlaq merupakan keyakinan seseorang dalam menempuh keinginan
sesuatu, sehingga pelaksanannya tidak ragu-ragu.
Akhlaq penyempurna Aqidah:
1. Sabda Rasul:
“Akmalul mukminiina iimanan ahsanuhum khuluqan”, Sempurnanya iman seseorang
tergantung pada kesempurnaan akhlaq seseorang.
2. Sabda Rasul
:”Barangsiapa beriman kepada Allah dan beriman kepada hari akhir, jika bertutur
kata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, ditandai
dengan menghormati tamu, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, ditandai dengan sikap mengormati tetangga.
3. Sabda Rasul :
An-Nadzafatu minal Iman”, kebersihan sebagian daripada iman.
Akhlaq penyempurna Ibadah:
1. Ibadah yang
dikerjakan memenuhi syarat dan rukun à syah menurut
syari’at. Ibadah baru disebut sempurna apabila disempurnakan dengan akhlaq.
2. Semua ibadah
disebut sempurna apabila disempurnakan oleh Akhlaq, seperti shalat: menutup
aurat tidak sekedar memenuhi syarat, tapi harus sesuai dengan kepatutan.
3. Mengabaikan
akhlaq dalam ibadah berakibat batalnya ibadah secara hakekat, seperti: ketika
sedang berpuasa meskipun menahan lapar dan haus, akan tetapi tidak meninggalkan
perkatan dusta dan perbuatan dusta, maka puasanya akan sia-sia.
Akhlaq Penyempurna
Syari’at
1. Kesempurnaan
pelaksanaan syari’at tidak lepas dari akhlaq, seperti syari’at menyembelih
binatang tidak cukup hanya dengan membaca asma Allah, tetapi harus menggunakan
pisau yang tajam, agar tidak mendzalimi binatang.
2. Syari’at jual
beli, tidak cukup memenuhi syarat dan rukun jual beli, tapi harus disempurnakan
dengan akhlaq, seperti akhlaq menawar bagi pembeli dan akhlaq menawarkan barang
bagi penjual.
Akhlaq
menentukan baik buruknya suatu Bangsa
Syauki
Bey mengatakan: Sesungguhnya baiknya suatu bangsa tergantung pada kesempurnaan
akhlaqnya, runtuhnya akhlaq suatu bangsa, runtuh pula bangsa tersebut
MACAM-MACAM AKHLAQ
A. Akhlaqul Karimah (mulia) atau Akhlaqul
Mahmudah
(terpuji)
1.
Amanah (dapat dipercaya) Q.s. 4:107, 23:1-8
2.
Al-’Afwu (pemaaf) Q.s. 3:159,
4:27,28, 7: 199
3.
Al-Khair (berbuat baik dalam
segala hal) Q.s. 2:144, 148,195, 23:155, 28:56
4.
Ihsan (berbuat baik kepada
siapa saja) Q.s.2:83,177,261,263, 3:15-17, 4:36,114.
5. Iffah (menahan
diri dari maksiyat) Q.s. 4:25, 5:5,
24:30
6. Al-Muru’ah (kesatria dan berbudi tinggi) Q.s. 3:188Ar-Rahman (belas
kasih) Q.s. 90:12-17
8. As-Sakha’ (pemurah) Q.s.
6:127, 10:10, 19:62
9. Ass-Shabr
(penyabar) Q.s. 2:45,153,155,156, 3:15-17.
10.Ash-Shidqu (berkata benar) Q.s.
3:15-17,2:83,177,261, 4:36.
11.Asy-Syaja’ah
(pemberani) Q.s. 33:22-23, 48:29
12.At-Ta’awun
(penolong) Q.s. 5:2, 8:73, 9:71
13. At-Tawadlu’
(rendah hati) Q.s. 24:30, 25:63,31:18
14. Qona’ah (menerima apa adanya)
Q.s. 53:39-40
15. Izzun Nafs (berjiwa luhur)
Q.s. 35:10, 36:2
B.
Akhlaqus Sayyi’ah (jelek) atau Akhlaqul Madzmumah (tercela)
1.
Fawakhisy (berbuat dosa
besar) Q.s. 6:151, 16:90, 7:20
2.
Al-Baghyu (dzalim, egois)
Q.s. 57:23,24, 59:9, 64:16, 104: 1-4, 7:33, 13:25, 9:34-35, 25:67, 10:22-23,
4:37,128 17:29-30, 47:36-38, 53:32-41, 70:15-18, 29:8-11.
3.
Al-Buhlu (kikir) Q.s.
17:29.
4. Al-Bughtan (berdusta) Q.s.
4:112, 49:6.
5.
Al-Khiyanah (mengingkari) Q.s. 4:105-108, 8:58, 16:92-94
6.
Adz-Dzulmun (sesat atau aniaya) Q.s. 4:148, 42:40
7.
Al-Jubn (pengecut) Q.s. 3:156-158, 4:72-73, 8:15-16, 9:44-75
8.
Al-Isyraf (berlebih-lebihan) Q.s. 4:36, 172,173, 17:37-38
9.
An-Namimah (mengadu domba) Q.s.2:178, 5:32
10.
Qatlun Nafs (bunuh diri) Q.s. 3:14
METODE
PEMBINAAN AKHLAQ
Pertama:
Takhalli bil
Akhlaqis Sayyi’ah à
membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, seperti : hasad, munafiq, sombong,
su’udzan, kufur, dendam, putus asa, ghibah, namimah, dll
Kedua:
Tahalli bil Akhlaqil
Hasanah à
mengisi dan membiasakan diri dengan sifat-sifat terpuji atau mahmudah, seperti:
syukur, husnudzan, pema’af, ta’awun, amanah, sabar, tawakkal
Ketiga:
Tajalli ila Rabbil
Bariyyah à
memiliki sensitivitas transenden (kepekaan spiritual), mudah memahami pesan
moral, makna dan filosofi ayat-ayat qauniyah, termasuk sensitif terhadap dosa
dan kesalahan.
PRINSIP AKHLAQ ISLAM
1.
Akhlaq yang baik dan benar
harus didasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, bukan dari tradisi atau aliran-aliran
tertentu.
2.
Adanya keseimbangan antara
akhlaq kepada Allah, kepada sesama, dan kepada makhluq lain.
3.
Pelaksanaan akhlaq harus
bersamaan dengan pelaksanaan aqidah dan syari’at, karena ketiga ajaran tersebut
merupakan bagian integral syari’at Allah.
4. Akhlaq dilakukan semata-mata karena Allah, walaupun
obyek akhlaq pada makhluq. Sedang akhlaq kepada Allah harus lebih diutamakan
dari pada akhlaq kepada makhluq.
5. Akhlaq dilakukan menurut proporsinya
RUANG LINGKUP AKHLAQ
ISLAM
Muhammad
‘Abdullah Darz dalam bukunya “Dustur al-Akhlaq fi al-Islam” membagi ruang
lingkup akhlaq menjadi lima bagian:
SATU
AL-AKHLAQ AL-FARDIYYAH
à Akhlaq pribadi, terdiri dari:
a) al-Awamir (yang
diperintahkan),
b) an-Nawahi (yang
dilarang),
c) al-Mubahat
(yang dibolehkan),
d) al-Mukhalafah
bi al-Idhthirar (akhlaq dalam keadaan darurat)
DUA
Al-Akhlaq Al-Usariyah à Akhlaq berkeluarga, terdiri dari
a) Wajibat nahwa
al-Ushul wa al-furu’ (kewajiban timbal balik orang tua dan anak)
b) Wajibat baina
al-azwaj (kewajiban suami istri)
c) Wajibat nahwa
al-aqarib (kewajiabn terhadap karib kerabat)
TIGA
Al-Akhlaq al-Ijtima’iyyah à Akhlaq bermasyarakat, terdiri dari:
a. Al-Mahdzurat
(yang dilarang)
b. Al-Awamir (yang
diperintahkan)
c.
Al-Qawaid al-adab
(kaedah-kaedah adab)
EMPAT
Akhlaq
Ad-Daulah à
Akhlaq bernegara, terdiri dari :
a.
Al-’Alaqah bain ar-rais
wa as-syaib (akhlaq hubungan antara pemimpin dan rakyat.
b.
Al-’Alaqat al-Khairiyyah
(hubungan luar negeri)
LIMA
AL-Akhlaq
ad-Diniyyah à
Akhlaq beragama, terdiri dari :
Wajibat
nahwa Allah (kewajiban terhadap Allah)
Wallahu ‘Alam bissawab